Return to site

Add a Blog Post Title

Bursa Asia Dibuka Menghijau! Semoga IHSG Bisa Ketularan

PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Kamis (25/8/2022), di mana investor bersiap untuk perhelatan simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS).

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,29%, Shanghai Composite China bertambah 0,34%, Straits Times Singapura tumbuh melaju 0,46%, ASX 200 Australia naik 0,3%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,45%.

Dari Korea Selatan, bank sentral (Bank of Korea/BoK) memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini. BoK menaikkan suku bunga 7-Day Repurchase Rate (7DRR) sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 2,5%, dari sebelumnya di 2,25%.

Hal ini sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya yang memperkirakan bank sentral Negeri Ginseng akan kembali menaikkan suku bunga acuannya.

BoK juga menaikkan perkiraan inflasi untuk tahun berjalan menjadi 5,2%, dari sebelumnya 4,5%, proyeksi tertinggi sejak 1998. BoK juga memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini.

Gubernur BoK, Rhee Chang-yong telah mengisyaratkan untuk langkah pengetatan yang lebih bertahap, mengingat dampak dari biaya pinjaman yang lebih tinggi pada rekor utang rumah tangga dan prospek yang lebih suram bagi ekonomi global.

"Situasi ekonomi di Korea Selatan semakin menghadirkan hambatan untuk kenaikan suku bunga dengan kecemasan yang tumbuh atas konsumsi dan ekspor," kata Park Hee-chan, ekonom di Mirae Asset Daewoo, dikutip dari Bloomberg.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menghijaunya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin, karena investor bersiap untuk komentar hawkish dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di simposium Jackson Hole.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,18% ke posisi 32.969,23, S&P 500 menguat 0,29% ke 4.140,77, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,41% menjadi 12.431,53.

Pertemuan tahunan simposium ekonomi di Jackson Hole akan dimulai pada Kamis malam waktu Indonesia, di mana Ketua The Fed, Powell dijadwalkan akan memberikan komentar pada Jumat pagi waktu setempat. Investor memprediksikan bahwa The Fed akan bertindak agresif untuk meredam inflasi.

Di lain sisi, ada rilis beberapa data ekonomi utama di sisa pekan ini, termasuk data klaim pengangguran mingguan pada Kamis malam waktu Indonesia dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) pada Jumat malam waktu Indonesia. The Fed terus mengawasi laporan PCE, salah satu ukuran inflasi favoritnya.

"Kami benar-benar berada dalam situasi di mana pasar berada di antara keduanya," kata Lisa Erickson dari Bank Wealth Management AS, dikutip dari CNBC International.

"Pasar menanti beberapa kabar yang lebih signifikan di akhir minggu ini dengan pidato Jackson Hole dan PCE, jadi apa yang sebenarnya kita lihat hanyalah investor, saya pikir, sedikit mengambang naik dan turun dengan bias ke bawah," tambah Erickson.

Saat ini, prediksi pasar cenderung terbelah, di mana ada yang memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan September mendatang, ada juga yang memperkirakan kenaikan 75 bp.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bp ke 2,75-3% adalah 39,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bp adalah 60,5%

Sumber : cnbcindonesia.com